PINJAMAN 3 MENIT CAIR

Kudeta militer di Myanmar: Presiden AS Joe Biden ancam kembali jatuhkan sanksi

Protest in Thailand against the Myanmar military coup
Keterangan gambar,

Unjuk rasa menentang kudeta digelar di depan kedutaaan Myanmar di seluruh dunia.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengancam akan kembali menjatuhkan sanksi kepada Myanmar setelah militer di negara itu mengambil alih kekuasaan.

Tentara Myanmar menahan Aung San Suu Kyi dan para pemimpin sipil lainnya, dan menuduh partai Suu Kyi melakukan kecurangan atas kemenangan besar dalam pemilihan umum baru-baru ini.

Dalam sebuah pernyataan, Biden mengatakan "kekerasan tidak boleh dibiarkan mengesampingkan keinginan rakyat atau berupaya untuk menghapus hasil pemilihan yang kredibel".

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Inggris juga mengutuk kudeta tersebut.

 

AS telah mencabut sanksi selama dekade terakhir seiring dengan transisi Myanmar menuju negara demokrasi.

Biden mengatakan pemberlakuan kembali sanksi kepada Myanmar akan segera ditinjau, seraya menambahkan: "Amerika Serikat akan membela demokrasi di mana pun ia diserang."

US President Joe Biden
Keterangan gambar,

Biden mengatakan pemberlakuan kembali sanksi kepada Myanmar akan segera ditinjau

Ia sebelumnya memperingatkan Amerika Serikat akan meminta pertanggungjawaban militer Myanmar karena menghentikan transisi demokrasi dan melancarkan kudeta.

Biden menggambarkan penahanan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, dan pejabat-pejabat sipil lain sebagai "serangan langsung terhadap demokrasi dan supremasi hukum".

"Di alam demokrasi, militer tidak boleh menafikan keinginan rakyat atau mencoba untuk menghapus hasil pemilihan yang jujur dan adil," kata Biden.

Ia menyerukan masyarakat internasional untuk bersatu menekan militer Myanmar, agar sesegera mungkin menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil dan mencabut semua pembatasan.

Pernyataan ini dikeluarkan setelah militer Myanmar memecat 24 menteri dan mengangkat 11 menteri baru di bawah pemerintahan baru, menyusul pengambilalihan kekuasaan dan pemberlakuan kondisi darurat hari Senin (01/02).

Keterangan video,

Kudeta Myanmar: Apa yang terjadi sejauh ini?

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyebut langkah tentara itu sebagai "pukulan serius bagi reformasi demokrasi". PBB menuntut pembebasan dari 45 orang yang dikatakan telah ditahan.

Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson mengutuk kudeta dan "pemenjaraan yang melanggar hukum" terhadapan Aung San Suu Kyi.

Para pemimpin Uni Eropa telah mengeluarkan kecaman serupa.

China, yang sebelumnya menentang intervensi internasional di Myanmar, mendesak semua pihak di negara itu untuk "menyelesaikan perbedaan". Namun beberapa negara tentangga di Asia Tenggara, termasuk Kamboja, Thailand dan Filipina, mengatakan apa yang terjadi di Myanmar adalah "masalah internal".

Tentara Myanmar di Yangon, hari Senin (01/02)
Keterangan gambar,

Biden mengatakan kudeta militer di Myanmar adalah "serangan langsung terhadap demokrasi dan supremasi hukum".

Aung San Suu Kyi serukan para pendukungnya menolak kudeta

Pemimpin politik Aung San Suu Kyi yang ditahan menyerukan kepada para pendukungnya untuk menolak kudeta.

Pengumuman ini dilakukan melalui televisi militer Myawadday dan pengangkatan menteri baru termasuk menteri keuangan, kesehatan, informasi, luar negeri, pertahanan dan dalam negeri.

Tentara berjaga-jaga di jalan-jalan di ibu kota Naypyidaw, serta kota terbesar, Yangon. Jam malam telah diberlakukan.

Rekaman video yang disiarkan televisi militer mengumumkan bahwa keadaan darurat akan berlaku selama satu tahun.

Semua kekuasaan telah diserahkan kepada panglima tertinggi militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, menurut pernyataan TV militer.

Aung San Suu Kyi (foto Arsip).
Keterangan gambar,

Aung San Suu Kyi menulis kepada para pendukungnya sebelum ditahan untuk menolak kudeta.

Kudeta dilakukan menyusul kemenangan mutlak partai Suu Kyi dalam pemilu November lalu, yang disebut militer marak dengan kecurangan.

Suu Kyi mendesak para pendukungnya untuk "tidak menerima ini" dan "protes menentang kudeta".

Dalam suarat yang ditulis sebelum dia ditangkap, Suu Kyi mengatakan langkah militer kembali membuat negara kembali ke kediktatoran.

Sementara militer, dalam pernyataan terbarunya, menyatakan mereka akan mereformasi Komisi Pemilihan Umum dan memeriksa daftar pemilih.

Seperti dikutip dari laman resmi militer, mereka mengeklaim akan menggelar pemilu dan menyerahkan kekuasaan kepada partai pemenang. 

Myanmar
Keterangan gambar,

Seorang tentara berjaga di ruas jalan menuju gedung parlemen Myanmar di Naypyidaw, Senin (01/02), setelah militer menahan Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam sebuah kudeta.

Militer Myanmar mengatakan penahanan terhadap sejumlah pemimpin politik Myanmar dilakukan untuk "merespons kecurangan pemilu".

Myanmar dikuasai oleh militer sampai 2011, ketika reformasi demokrasi yang dipimpin Suu Kyi mengakhiri kekuasaan tentara.

Suu Kyi menghabiskan hampir 15 tahun dalam penahanan antara 1989 sampai 2010. Ia dianggap sebagai pilar demokrasi dan menerima hadiah Nobel Perdamaian pada 1991.

Namun citranya ambruk karena dianggap tidak berbuat banyak dalam isu penanganan pengungsi Muslim Rohingya.

Short presentational grey line

"Jam malam diberlakukan - cerita dua WNI di Yangon"

Tentara menutup jalan-jalan di ibu kota Naypydaw dan kota-kota lain.
Keterangan gambar,

Tentara menutup jalan-jalan di ibu kota Naypydaw dan kota-kota lain.

Febrian, warga Indonesia, yang tinggal di tengah kota Yangon

Kondisi malam ini di seluruh kota Myanmar sepi dan lebih lengang dari biasanya, dikarenakan sore tadi telah diumumkan peraturan jam malam mulai pukul 20:00 hingga 05:00 pagi, yang mengharuskan semua warga tinggal di rumah dan tidak beraktivitas di luar selama jam tersebut.

Peraturan jam malam ini berlaku mulai Senin (01/02) hingga pemberitahuan lebih lanjut. Hingga malam ini tentara masih berjaga-jaga di sejumlah ruas jalan utama.

Myanmar
Keterangan gambar,

Aparat kepolisian berada di dalam truk yang diparkir di pusat kota Yangon, Senin (01/02), ketika militer Myanmar menahan Aung San Suu Kyi dan presiden negara itu dalam sebuah kudeta militer.

Beberapa area di Yangon juga sudah mengalami pemadaman listrik bergilir. Rekan kerja dari kantor saya, warga Myanmar malam ini mengabari bahwa di daerah tempat tinggalnya sudah terjadi pemadaman listrik.

Rombongan mobil-mobil militer sudah banyak masuk kota Yangon dari sejak siang tadi, dan sore menjelang malam ini, suasana terasa lebih mencekam dari biasanya.

Banyak warga yang tinggal di rumah pada pandemi ini, ditambah hari ini banyak perusahaan yang meliburkan karyawannya dikarenakan jaringan komunikasi dan internet terputus.

Jaringan ATM telah offline dari jam 08:00 pagi ini, sehingga orang-orang mengantri di bank untuk mengambil persediaan uang tunai. sementara orang asing yang ingin menukar mata uang asing ke Myanmar Kyats juga dibatasi hanya boleh menukar US$200 maksimal per orang.

Siang ini pun, seluruh bank akhirnya menutup seluruh kantor cabang nya karena jaringan terganggu dan tidak stabil.

Beberapa ruas jalan ada yang dijaga oleh tentara. Banyak juga tentara yang berjaga jaga di sekitar gedung-gedung pemerintahan, dan gedung-gedung kedutaan yang juga terletak di pusat kota, tak jauh dari tempat saya tinggal.

 

 

Contact Form

Name

Email *

Message *

Site Links